Friday, December 31, 2010

Picky eaters

Ken is a picky eater.
Makanannya hanya seputar Xiao Lung Pao, Kuotie, ayam tulang lunak buatan sendiri, dan pisang.
Seminggu sekali kami makan di Din Tai Fung dan pulang membawa bekal se porsi besar Xiao Lung Pao. Seminggu sekali ke Sunter untuk makan kuotie dan lagi2 membawa bekal pulang.
Sekarang, makanannya mulai bervariasi. Lho koq bisa??  Kira-kira ini cara kami melalui tahapan2:
1. Sedikit demi sedikit kami perkenalkan makanan dalam porsi kecil.
2. Membuat perjanjian, harus mencoba, kalau tidak suka, tidak usah dimakan sisanya. Setelah sukses, dicoba cara lain,
3. Menunggu anak selesai makan di meja makan
4. Memberikan pujian dengan gaya hiperbola sehingga dia tertawa dan terpacu untuk makan lebih banyak.
5. Membuat games, 'who wins' yang habis duluan yang menang
6. Membuat games 'counting' dihitung berapa lama satu suapan. Wooow you can finish it within 30 seconds (ngitungnya pelaaaan pelan)? that is good. Woow only 25 seconds? that is great. only 10 seconds? that is super duper great... sambil diperkenalkan konsep size: big-bigger-biggest (good-great-best, dll)
7. Membacakan buku tentang anak2 yang berkelakuan baik, sehingga dia tau siapa itu 'Messy Bessy' yang makannya tidak habis dan berantakan.
8. Kadang ketika diberikan makanan baru, anak tidak mau, dan makanan tersebut kami beri nama, gross category: this is worm, hobby category: this is a fuel for rocket, activity category: you have to eat carbohydrate so when you swim you do not get cold easily and you can swim and play longer.
9. Reward: jika dia habiskan, dia boleh makan dessert (cupcake, crepes, pancake kesukaannya) atau pergi berenang atau apa saja pilihannya. Reward ini hanya diberikan jika dia sedang susah sekali untuk makan.
Apa lagi yaaaa.... :)

just a glimpse of things

Ada yang menanyakan kapan ya mulai masak? Saya tidak pandai memasak dan hanya memasak setelah menikah. Sedangkan baking, saya mulai membuat kue sejak umur SD kelas empat karena tergila-gila dengan chiffon pandan, dan kue keju sewaktu di SMP. Membuat kue ulang tahun untuk anak pertama saya, dan menghias kue dengan bentuk bentuk lucu setelah melahirkan anak kedua karena ternyata menghadirkan ketenangan dan menghindar dari baby blues pasca melahirkan :)
Kehadiran facebook membuat saya meng-upload foto kue yang saya buat. Fotonya tidak banyak karena baru dibuat setelah menggunakan facebook secara aktif.
Saya meng-upload foto karena jika suatu hari saya tidak lagi ada di dunia, anak2 saya akan dapat melihat ini karya yang dapat dibuat mama. Ini kenang-kenangan mama.. :)
Ken memiliki high intolerance terhadap susu. Dikarenakan susahnya mencari kue tanpa susu, saya membuat kue dan kue kering tanpa susu. Ken menjadi tidak terlalu suka membeli kue-kue di luar, dan memilih meminta saya untuk membuat kue yang diinginkannya. Favorit nya adalah nastar dan cupcakes dengan filling sesuai kehendaknya
Kelahiran Kay memberikan kesejukan tersendiri. Kay sangat suka minum susu yang membuat saya kewalahaan pasca melahirkan. Stress dan rasa hidup hanya untuk menyusui saya imbangi dengan menguleni fondant yang mirip dengan clay yang saya tekuni belasan tahun yang lalu. Dengan membuat hiasan kue yang mungil2 ini, ternyata menghadirkan ketenangan. When I make a figurine, my system is shutting down, I can no longer hear my surrounding and I can feel the presence of serenity. My focus is only on the things I am working onto.
This is my life - at this moment - simply love - to my children